Jumat, 19 Februari 2016

ni'amkhoiru : makalah AL-FANA, AL-BAQA, AL-ITTIHAD, dan HULUL uin WS

AL-FANA, AL-BAQA, AL-ITTIHAD, dan HULUL

MAKALAH
Disusun Guana Memenuhi Tugas :
                                    Mata Kuliah                : Akhlak Tasawuf
                                    Dosen Pengampu        : Bpk. Zaenuri, M.Ag


Oleh :
                                                Fauziyah                      122411199
                                                Khoirun Ni’am            122411200
                                                Zumrotul Hasanah      122411194


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dikalangan sufi, Abu Yazid al-Bustami adalah orang pertama yang mencetuskan konsep al-fana’, al-baqa’ dan Al-Hallaj (Husein Bin Mansyur Al-Hallaj) adalah tokoh yang mengembangkan faham  al-hulul. Karena untuk memasuki alam tasawuf yang disebut dengan ittihad harus terlebih dahulu melewati tangga itu. Selama belum dapat mencapai itu, maka tidak akan bisa menyatu dengan Tuhan. Konsep fana’ merupakan tahapan awal yang berarti meleburkan diri. Kalau seorang sufi ingin mencapai tingkat ittihad, maka tahapan al-fana’ ini merupakan bagian yang tidak dapat ditinggalkan oleh seorang Sufi. Segolongan penganut tasawuf menyebutkanm bahwa tujuan utama yang menjadi inti ajaran tasawuf adalahs ampai pada zat al-Haqq dan bahkan bersatu dengan Tuhan. Jadi, semua aktifitas ketasawufan langsung atau tidak langsung pasti berkaitan dengan penghayatan fana’ dan ma’rifat pada zat Allah. Jadi ma’rifat itu bukan tanggapan atau pengalaman kejiwaan, yakni suatu tanggapan atau pengalaman kejiwaan sewaktu mengalami fana’. Dengan sampainya seseorang sufi ketingkat ma’rifat, ia pada hakikatnya telah dekat benar dengan Tuhan, sehingga akhirnya ia bersatu dengan Tuhan yang disebut dengan istilah ittihad. Tetapi sebelum seroang sufi bersatu dengan Tuhan, ia harus terlebih dahulu menghancurkan dirinya, dalam tasawuf disebut dengan istilah fana’.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Al-Fana, Al-Baqa, Al-Ittihad, dan Hulul
2.      Tokoh yang mngembangkan Al-Fana
3.      Tokoh yang mengembangkan Hulul
4.      Al-Fana, Al-Baqa, dan Ittihad dalam pandangan Al-Qur’an







II.                PEMBAHASAN
1.      Pengertian Al-Fana, Al-Baqa, Al-Ittihad, dan Hulul
            Dari segi bahasa al-fana berarti hilangnya wujud sesuatu. Fana berbeda dengan fasad (rusak). Fana artinya tidak tampaknya sesuatu, sedangkan fasad adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.[1]
            Adapun arti fana menurut kalangan sufi adalah hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri  atau dengan sesuatu yang lazim digunakan pada diri seseorang. Menurut pandangan lain, fana adalah bergantinya sifat-sifat kemanusian dengan sifat-sifat ketuhanan. Dan dapat berarti pula hilangnya sifat-sifat yang tercela.[2]
            Mustafa Zuhri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan fana adalah lenyapnya inderawi, yakni sifat sebagai manusia biasa yang suka pada syahwat dan hawa nafsu. [3]
            Sebagai akibat dari fana adalah baqa. Secara harfiah baqa berarti kekal. Menurut para sufi, baqa adalah kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat tuhan dalam diri manusia. Karena lenyapnya (fana) sifat basyariah, maka yang kekal adalah sifat-sifat ilahiah. Dalam istilah tasawuf, fana dan baqa datang beriringan, sebagaimana dinyatakan oleh ahli tasawuf :
اِذَا اَشْرَقَ نُوْرُالْبَقَاءِ فَيَفْنَى مَنْ لَمْ يَكُنْ وَيَبْقَى مَنْ لَمْ يَزُلْ
apabila tampaklah nur kebaqaan, maka fanalah yang tiada, dan baqalah yan kekal”.
التَّصَوَّفُ فَانُوْنَ عَنْ اَنْفُسِهِمْ قَاقُوْنَ بِرَبِّهِمْ بِحُضُوْرِ قُلُوْبِهِمْ مَعَ اللّهِ
Tasawuf itu ialah mereka fana dari dirinya dan baqa dengan Tuhannya, karena kehadiran hati mereka bersama Allah.
            Fana yang dicari oleh seorang sufi ialah penghancuran diri ( Al-Fana ‘An Al-Nafs ), yaitu hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia.
            Berbicara mengenai fana dan baqa maka erat hubungannya dengan Al-Ittihad, yaitu penyatuan batin atau rohaniah dengan Tuhan, karena tujuan dari fana dan baqa adalah Ittihad. [4] Mustafa Zuhri mengatakan bahwa fana dan baqa tidak dapat dipisahkan dengan Ittihad. Dalam ajaran Ittihad sebagai salah satu metode tasawuf. Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Baidlowi, yang dilihat hanya satu wujud. Karena yang dilihat dan yang dirasakan hanya satu wujud, maka dalam ittihad ini bisa terjadi pertukaran peranan antara yang mencintai (manusia) dengan yang mencintai (Tuhan).[5] Dalam situasi Ittihad yang semacam itu , seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan, suatu tingkatan dimana yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu.
            Hulul secara harfiah berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana.[6] Menurut keterangan Abu Nasr al-Tusi dalam Al-Luma’ yang dikutip Harun Nasution, Hulul adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah kemanusian yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.
            Paham bahwa Allah dapat mengambil tempat pada diri manusia bertolak dari dasar pemikiran Al-Hallaj yang mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat dua sifat dasar, yaitu lahut (ketuhanan) dan nasut (kemanusiaan). [7]
            Dengan demikian maka manusia memiliki sifat ketuhanan dalam dirinya. Hal ini di fahami dari ayat yang berbunyi :
øŒÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#rßàfó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) 4n1r& uŽy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB šúï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÌÍÈ  
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
            Menurut Al-Hallaj, bahwa Allah memberi perintah kepada malaikat agar bersujud kepada Nabi Adam, karena pada diri Adam Allah menjelma. Sebagaimana telah di isyaratkan yang berbunyi :
اِنَّ اللّهَ خَلَقَ ادَمَ عَلَى صُوْرَتِهِ
Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan Bentuknya.
            Dengan melihat ayat dan hadits tersebut Hallaj berkesimpulan bahwa dalam diri manusia terdapat sifat ketuhanan (lahut) dan pada Tuhan juga terdapat sifat kemanusiaan (nasut). Jika sifat ketuhanan yang terdapat pada diri manusia  bersatu dengan sifat kemanusiaan yang terdapat pada diri Tuhan maka terjadilah hulul. Untuk sampai ke tahap seperti ini manusia harus terlebih dahulu menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui proses Al-Fana.
            Berdasarkan uraian diatas maka Hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap dimana manusia dan Tuhan bersatu secara rohaniah. Tujuan dari hulul adalah mencapai persatuan secara batin.[8] Hamka mengatakan bahwa hulul adalah ketuhanan ( lahut) menjelma kedalam diri insan (nasut), dan hal ini terjadi pada saat kebatinan seorang insan telah suci bersih dalam menempuh jalan hidup kebatinan.[9]
2.      Tokoh yang mengembangkan Al-Fana
            Dalam sejarah tasawuf, abu yazid al-bustami disebut-sebut sebagai sufi yang pertama kali memperkenalkan faham fana dan baqa.[10] Ketika abu yazid telah fana dan mencapai baqa maka dari mulutnya keluar kata-kata yang ganjil, yang jika tidak hati-hati  memahami akan menimbulkan kesan seolah-olah Abu yazid mengaku dirinya sebagai Tuhan, padahal sesuangguhnya ia tetap manusia, yaitu manusia yang mengalami pengalaman batin bersatu dengan Tuhan. Diantara ucapannya ganjil yang keluar dari dirinya, misalnya : Tidak ada Tuhan, melainkan saya. Sembahlah saya, amat sucilah saya, alangkah besarnya kuasaku.
            Selanjutnya Abu yazid juga pernah mengatakan,
لاَاِلهَ اِلاَّ اَنَافَاعْبُدُوْنِيْ
Tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku
سُبْحَانِيْ , سُبْحَانِيْ , مَا اَعْظَمُ شَأْنِيْ
Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Maha Besar Aku. [11]
            Ucapan yang keluar dari mulut Abu Yazid itu bukanlah kata-katanya sendiri tetapi kata-kata itu diucapkannya melalui diri Tuhan dalam Ittihad yang dicapainya dengan Tuhan. Dengan demikian Abu Yazid tidak mengaku dirinya sebagi Tuhan.
            Bagi orang yang bersikap toleran, Ittihad dipandang sebagai penyelewengan, tetapi bagi orang yang keras berpegang pada agama, itu dipandang sebagai kekufuran.[12]
3.      Tokoh yang mengembangkan Hulul
            Sebagaimana telah disinggung diatas bahwa yang mengembangkan paham Al-Hulul adalah Al-Hallaj (Husein Bin Mansyur Al-Hallaj). Ia diharirkan di  negeri Baidha pada tahun 244 H (858 M), kemudian tinggal sampai dewasa di Wasith.
            Al-Hallaj akhirnya terbunuh karena dianggap telah menyebarkan faham yang menyimpang dari para ulama fikih dan pemerintah pada saat itu. Dalam Faham Hulul yang dikemukakan oleh Al-Hallaj tersebut terdapat dua hal yang penting, yakni pertama, bahwa paham al-hulul merupakan pengembangn atau bentuk lain dari dari pham mahabbah. Kedua, al-hulul juga menggambarkan adanya Ittihad atau kesatuan rohani dengan Tuhan. [13]
4.      Al-Fana, Al-Baqa, dan Ittihad dalam pandangan Al-Qur’an
            Paham fana dan baqa yang ditujukan untuk mencapai Ittihad dipandang oleh sufi sebagai untuk dapat berjumpa dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT :
(... `yJsù tb%x. (#qã_ötƒ uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ Ÿwur õ8ÎŽô³ç ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ    
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi : 110)
            Paham Ittihad ini juga dapat dipahami dari keadaan ketika Nabi Musa ingin melihat Allah. Musa berkata : “ ya Tuhan, bagaimana supaya aku sampai pada-Mu?” Tuhan berfirman : Tinggalkanlah dirimu baru kamu kemari (bersatu).
            Ayat dan riwayat tersebut memberikan petunjuk bahwa Allah SWT. Telah memberi peluang kepada manusia untuk bersatu dengan Tuhan secara rohaniah atau batiniah, yang caranya antara lain dengan beramal shaleh, dan beribadat semata-mata karena Allah, menghilangkan sifat-sifat dan akhlak buruk, menghilangkan kesadaran sebagai manusia, meningalkan perbuatan dosa dan maksiat, dan kemudian menghias diri dengan sifat-sifat Allah. Yang kesemuanya ini tercakup dalam konsep fana dan baqa. Konsep fana dan baqa dapat di pahami dalam ayat sebagai berikut :
@ä. ô`tB $pköŽn=tæ 5b$sù ÇËÏÈ   4s+ö7tƒur çmô_ur y7În/u rèŒ È@»n=pgø:$# ÏQ#tø.M}$#ur ÇËÐÈ  
26. semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Al-Rahman : 26-27)[14]

III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Al-fana adalah hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri  atau dengan sesuatu yang lazim digunakan pada diri seseorang. Fana juga dapat diartikan sebagai bergantinya sifat-sifat kemanusian dengan sifat-sifat ketuhanan. Dan dapat berarti pula hilangnya sifat-sifat yang tercela.
            baqa adalah kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat tuhan dalam diri manusia. Karena lenyapnya (fana) sifat basyariah, maka yang kekal adalah sifat-sifat ilahiah. Dalam istilah tasawuf, fana dan baqa datang beriringan.
            Al-Ittihad, yaitu penyatuan batin atau rohaniah dengan Tuhan. Tujuan dari Al-Fana dan Al-Baqa adalah Ittihad.
            paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah kemanusian yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.
            Dalam sejarah tasawuf, abu yazid al-bustami disebut-sebut sebagai sufi yang pertama kali memperkenalkan faham fana dan baqa.  Ketika abu yazid telah fana dan mencapai baqa maka dari mulutnya keluar kata-kata yang ganjil, yang jika tidak hati-hati  memahami akan menimbulkan kesan seolah-olah Abu yazid mengaku dirinya sebagai Tuhan, padahal sesuangguhnya ia tetap manusia, yaitu manusia yang mengalami pengalaman batin bersatu dengan Tuhan.
            Al-Hallaj (Husein Bin Mansyur Al-Hallaj) adalah tokoh yang mengembangkan Hulul. Ia dilahirkan di  negeri Baidha pada tahun 244 H (858 M), kemudian tinggal sampai dewasa di Wasith. Al-Hallaj akhirnya terbunuh karena dianggap telah menyebarkan faham yang menyimpang dari para ulama fikih dan pemerintah pada saat itu.
            Dalam Alqur’an yaitu QS. Al-Kahfi : 110 memberikan petunjuk bahwa Allah SWT. Telah memberi peluang kepada manusia untuk bersatu dengan Tuhan secara rohaniah atau batiniah, yang caranya antara lain dengan beramal shaleh, dan beribadat semata-mata karena Allah, menghilangkan sifat-sifat dan akhlak buruk, menghilangkan kesadaran sebagai manusia, meningalkan perbuatan dosa dan maksiat, dan kemudian menghias diri dengan sifat-sifat Allah. Yang kesemuanya ini tercakup dalam konsep fana dan baqa yang diterangkan dalam QS. Al-Rahman : 26-27.
B.     Kritik dan saran
            Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dalam penulisan, penguraian, maupun yang lainnya. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka atas kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan penyusunan berikutnya.






DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012.
Shaliba, Jamil, Mu’jam Al-Falsafy, Jilid II, Beirut : Dar Al-Kitab, 1979.
Zuhri, Mustafa, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya : Bina Imu, 1985.
Nasution, Harun, Filasafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1983.
Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniaannya, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984.





[1] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012, h. 231
[2] Jamil Shaliba, Mu’jam Al-Falsafy, Jilid II, Beirut : Dar Al-Kitab, 1979, h. 167.
[3] Mustafa Zuhri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya : Bina Imu, 1985, h. 234
[4] Abuddin, Akhlak..., h. 233-234
[5] Mustafa, Kunci..., h. 236
[6] Abuddin, Akhlak..., h. 239
[7] Harun Nasution, Filasafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1983, h.88
[8] Abuddin, Akhlak..., h. 241
[9] Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniaannya, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984, h 120
[10] Hamka, Tasawuf..., h. 102
[11] Nasution, Falsafah..., h.86
[12] Abuddin, Akhlak..., h.237
[13] Abuddin, Akhlak..., h. 242-244
[14] Abuddin, Akhlak..., h. 237-238

makalah mengukur dan meramal permintaan pasar (Uin WS)

MAKALAH
MENGUKUR DAN MERAMAL PERMINTAAN PASAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas:
                                    Mata Kuliah                : manajemen Pemasaran
                                    Dosen Pengampu        : Bu. Muyassaroh


Disusun Oleh:
                                                Siti Muttaqiyah           122411168
                                                Fauziyah                      122411199
                                                Khoirun Ni’am            122411200
                                                Lubab Fahmi               122411201
                                                Nurlaeli Zakiyah         122411203




FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
BAB I

I.                   PENDAHULUAN
Dalam pelakukan pemasaran suatau produk atau jasa suatu perusahaan, tentu mengukur dan meramal permintaan pasar sangatlah penting keberadaannya. Karena dengan mengukur dan meramal permintaan pasar maka perusahaan dapat mengetahui sejauh mana konsumen menggunakan produknya dan juga dapat mengetahui bagaimana nasib produknya dimasa yang akan datang.
Pengukuran Permintaan Pasar adalah Volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
Suatu produk yang kita hasilkan tentu saja akan dipasarkan, secara umum ada 2 konsumen yang akan menggunakan produk-produk dari suatu perusahaan, yakni business to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen secara individu/keluarga. 
Meramalkan permintaan pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud mengukur dan meramal permintaan pasar?
2.      Bagaimana cara mengukur dan meramal permintaan pasar?
3.      Prosedur dalam melakukan peramalan.
4.      Metode dalam melakukan peramalan permintaan pasar.





BAB II
PEMBAHASAN
       I.            Mengukur permintaan pasar.
Pengukuran Permintaan Pasar adalah Volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
Pemasaran langsung ( direct marketing ) bisa menjadi alat ukur kinerja pemasaran produk atau jasa yang perusahaan hasilkan dan berhubungan secara langsung dengan profitabilitas. Kata kunci dalam memproduksi suatu kampanye yang menguntungkan adalah perencanaan. Perencanaan merupakan hal mutlak yang perlu perusahaan lakukan dalam mengembangkan rencana pemasaran yang komprehensif, jika perusahaan ingin mencapai baik kinerja maupun profitabilitas.
Sebagai seorang Direct Marketer ( Pemasar Pemasaran Langsung ), sangatlah penting untuk selalu ingat bahwa asset paling penting yang perusahaan miliki bukan Produk, akan tetapi, Pelanggan, juga bukan Pembelian tetapi Pembeli. Perencanaan yang baik haruslah dapat digunakan untuk membantu perusahaan mengenali pasar-pasar sasaran khusus bagi perusahaan itu sendiri dan memberikan pemahaman yang jelas sekali tentang kebutuhan dan sikap mereka. Untuk melakukan ini perusahaan perlu :
  1. Lakukan penelitian pasar tentang pelanggan perusahaan pada saat ini untuk menentukan apa yang mereka senangi/tidak senangi dalam berurusan dengan organisasi kita dan bagaimana mereka merasakan produk atau jasa perusahaan kita.
  2. Buat analisis sifat-sifat dasar para pelanggan kita yang ada pada saat ini untuk mengetahui apa yang mereka miliki pada umumnya.
  3. Tentukan siapa yang paling menikmati manfaat dari penggunaan produk atau jasa kita.
Sasaran kegiatan-kegiatan tersebut adalah pasar yang ingin kita capai, apakah itu business to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen. Masing-masing kelompok diperlakukan berbeda dan masing-masing masuk ke dalam tempat kedudukannya yang istimewa di dalam siklus penjualan perusahaan kita.

Segmen pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada yang kita pilih untuk dijadikan sasaran ditentukan oleh target yang telah kita tetapkan dalam perencanaan. Misalnya, bila target kita adalah meningkatkan besarnya perkiraan, sasaran yang jelas adalah segmen data pelanggan yang ada yang mempunyai potensi pertumbuhan terbesar.
Dalam perencanaan ada beberapa hal strategis yang harus dilakukan, hal tersebut berhubungan erat dengan success produk/jasa perusahaan kita di pasar, yaitu ;
-          Produk /Jasa
Pastikan bahwa cara mendapatkan dan menggunakan produk/jasa kita dijelaskan dengan tepat kepada pelanggan, demikian juga manfaat-manfaatnya. Jangan mengaburkan bentuk produk/jasa dengan manfaat. Rincilah apa yang istimewa atau unik tentang produk/jasa kita dan bagaimana produk/jasa tersebut akan memberi manfaat kepada orang atau organisasi yang ingin kita raih.
-          Penawaran
Penawaran mungkin hanyalah salah satu unsur strategi, akan tetapi dapat berpengaruh besar pada hasil-hasil yang akan kita capai. Penawaran kita bukanlah hal apa-apa, hanya sebuah usulan yang memuaskan keinginan pokok pembeli/pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk uang mereka. Penawaran yang tepat dapat memberi sumbangan sampai 40 % kearah tercapainya hasil-hasil kampanye kita. Penawaran itu harus sesuai dan layak untuk pasar sasaran kita, semakin cepat pasar sasaran kita memahami apa penawaran yang kita tawarkan dan apa yang terkandung didalamnya bagi mereka, akan semakin besar peluang mencapai keberhasilan.
-          Media
Melakukan promosi secara efisien mungkin dengan menggunakan iklan tercetak di surat kabar atau majalah, atau mungkin melalui televisi atau radio, atau bahkan melalui Direct Mail. Ini merupakan bidang yang akan ditentukan oleh anggaran belanja dan pengetahuan kita tentang siapa yang harus kita raih.
-          Pelaksanaan yang kreatif
Strategi yang kreatif harus merupakan bagian yang fleksibel. Kita harus melangkah maju dengan satu-satunya cara ini bila unsur lain dari rencana tersebut telah dirumuskan dengan jelas.




-          Penentuan Waktu
Sering kali cara yang paling baik untuk menyusun hal ini adalah menggunakan batas waktu khusus yang dipaksakan kepada kita karena sifat produk atau jasa yng kita promosikan. Sebagai contoh, bila kita menyelenggarakan seminar, titik awal kita adalah tanggal pelaksanaan seminar tersebut dan kita harus mengerjakannya dengan berjalan mundur dari titik awal tersebut.

Untuk dapat mengukur permintaan pasar, kita harus memiliki Database Pemasaran, yaitu sekumpulan informasi ( atau Data ) tentang para pelanggan atau klien kita yang dapat digunakan untuk menilai potensi mereka membeli produk atau jasa kita. Database umumnya diawali dengan informasi seperti nama, alamat, riwayat pembelian, dan sebagainya.
Agar dapat dikategorikan sebagai suatu database pemasaran, informasi tersebut juga harus memberikan kepada kita suatu pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan harapan dari para pelanggan/klien kita. Sebuah database pemasaran memberikan kepada kita kemampuan untuk menentukan target sebuah segmen pasar tertentu yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Pemasaran langsung ( Direct Marketing ) memberikan kepada kita kemampuan untuk mendapatkan hasil yang dapat dinilai atau diukur dari investasi kita untuk pemasaran. Salah satu cara untuk mengetahui hasil yang kita capai adalah dengan melalui pengujian. Pengujian memberikan kepada kita sebuah strategi untuk menentukan aspek, atau aspek-aspek kegiatan pemasaran kita yang paling besar mempengaruhi hasil-hasil upaya kita ( apa yang diinginkan oleh Pasar ).
Ada titik awal untuk pengujian dalam rangka mengukur tingkat permintaan pasar yaitu tiga bagian yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap hasil-hasil usaha kita. Dalam urutan pentingnya bagian-bagian itu adalah :
  1. Daftar atau media yang kita gunakan untuk mencapai pasar kita.
  2. Penawaran yang kita buat untuk pasar kita guna membuat mereka memberi komitmen terhadap pemasaran kia.
  3. Pendekatan kreatif yang kita lakukan ketika menyampaikan pesan kita.
Dalam penggunaan database, bila kita memiliki 120.000 pelanggan, kita memeiliki 120.000 database yang masing-masing harus mempunyai sifat-sifat dasar yang akan memungkinkan kita menyeleksi atau membuat segmen sebuah kelompok atau sel untuk diuji. Dari jumlah 120.000 pelanggan ini, mungkin kita bisa seleksi dan mendapatkan 80.000 pelanggan potensial, dari 80.000 pelanggan potensial mungkin bisa kita dapatkan data lain seperti terdapat 40.000 pelanggan yang telah membeli produk kita selama 6 bulan terakhir. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan tingkat permintaan pasar saat itu dalam wilayah pemasaran kita yang harus kita capai dan yang telah berhasil kita capai.
Bila kita tidak memiliki database yang besar, kita harus melakukan hal yang sedikit berbeda. Tetapi kita harus tetap melakukan analisis database pemasaran kita dengan hati-hati untuk melihat pelanggan-pelanggan potensial terbaik kita yang akan memanfaatkan produk/jasa kita dan kemudian kirimkan penawaran kepada mereka. Pada poin ini didalam program pengujian, kita mungkin memikirkan ingin menyewa beberapa daftar alamat dari luar yang tersedia. broker daftar alamat yang memiliki nama baik akan membantu kita karena kita kini dapat menyediakan gambaran akurat tentang pelanggan-pelanggan kita sendiri, yang bertindak sebagai kriteria pengujian.
Sebuah daftar yang dikumpulkan adalah daftar yang diciptakan dari sebuah sumber seperti buku Petunjuk Telepon  misalnya, atau buku petunjuk lain. Dari daftar tersebut kita dapat mengukur tingkat pasar yang berkembang dan tingkat keberhasilan kita dalam pemasaran produk/jasa yang kita tawarkan.
Apabila kita tidak mempunyai sebuah daftar dan kita ingin melakukan tindakan cukup cepat, kita perlu mengembangkan kampanye/promosi melalui media. Tujuan-tujuan pemasaran, produk, dan anggaran belanja akan membantu kita menentukan media mana yang seharusnya kita gunakan. Seorang perencana/pembeli media yang baik dapat benar-benar membantu mencapai pasar kita secara efisien dan efektif.
Tempat terbaik untuk memulai adalah memperhatikan media yang digunakan oleh pesaing dan jenis iklan apa yang mereka keluarkan. Hal ini memberikan kepada kita suatu informasi dasar secara langsung dan membantu kita membuat persiapan suatu strategi pengujian pasar. Kini kita perlu mengalokasikan prosentase jumlah keseluruhan anggaran untuk pengujian kita. Ini akan memungkinkan kita untuk menentukan media mana yang memberi tingkat respon terbaik dan konversi ke penjualan terbaik sebelum mengikatkan anggaran kita semuanya pada satu jenis tertentu.
Cara lain untuk menguji tingkat permintaan/kebutuhan pasar adalah dengan penawaran, yaitu usulan yang kita kirim kepada calon pelanggan atau pelanggan kita yang menyebabkan mereka memperhatikan produk/jasa kita. Dengan kata lain, penawaran adalah apa yang ada didalamnya untuk mereka kalau mereka menanggapi iklan, surat, atau telepon kita. Penawaran dapat sesederhana harga yaitu nilai untuk uang, syarat-syarat pembayaran untuk dapat membeli produk atau jasa kita, atau hadiah/premi yang mereka terima bila mereka memberi respon atau membeli. Penawaran dapat juga sesederhana informasi lebih tentang produk atau jasa yang kita tawarkan. Tentu saja semakin menarik yang kita sajikan dalam penawaran kita, akan semakin baik tingkat respon yang kita terima. Yang perlu diingat adalah bukan jumlah respon pasar terhadap penawaran kita, yang akan menjadi penting pada akhir promosi tersebut, tetapi jumlah konversi menjadi penjualan.
Menguji pasar dengan pendekatan kreatif juga bisa dilakukan, walaupun strategi pemasaran yang kreatif  kurang memberikan hasil-hasil sebanyak daftar/media dan penawaran yang telah kita lakukan. Bagaimanapun juga, pelaksanaan kreatif dalam pemasaran langsung harus selalu menekankan manfaat produk atau jasa kita. Penting untuk diingat, pengujian bukan untuk diselesaikan sekaligus seluruhnya, ujilah hanya satu variable sekali pengujian untuk memberi informasi tentang pasar kita.
    II.            Meramal permintaan pasar.
Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Adapun prosedur yang dilaksanakan di dalam penyusunan peramalan permintaan pasar adalah ;
1.      analisis ekonomi yakni yang mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro terutama aspek kependudukan dan pendapatan.
2.      analisis industri yakni analisis terhadap permintaan pasar dari seluruh perusahaan yang menghasilkan produk sejenisdari produk yang diusulkan dalam study kelayakan proyek.
3.      analisis penjualan mas lalu yakni dilakukan untuk melihat “ market positioning” produk dalam stuktur persaingan dan dari padanya dapat diketahui   “ market share “ produk tersebut.
4.      analisis peramalan permintaan di mana berkaitan dengan perencanaan program pemasaran di masa yang akan datang.
5.      pengawasan hasil dari peramalan yakni usaha untuk minimalisasi kesalahan hasil dari berbagai tenik peramalan yang dugunakan.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu:
1.      metode kualitatif yang terdiri atas teknik survey dan teknik pengumpulan opini.
2.      metode kuantitatif, yang terdiri atas Metode Time Series, Metode Tren Linear, Metode Kuadratik, Analisis Musiman dan Model Ekonometri.
Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut:
1.      MetodeKualitatif
Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini:
1)      Teknik Survey.
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju.
Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan. Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey.
b.      Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
c.       Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga, produk atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.
Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan.
Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang telah disurvey ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.
2)   Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools).
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
2.      Metode Kuantitatif.
1.      Metode Time Series.
yaitu model yang tidak memperhatikan hubungan sebab akibat atau dengan kata lain hasil peramalan hanya memperhatikan kecenderungan dari data yang di masa lalu yang tersedia.
2.      Metode Tren Linear
a.       Metode Least Squareb.
b.      Metode Product Moment.
c.       Metode Setengah Rata-Rata (Semi Evarage Method)
3.      Metode Kuadratik
Metode kuadratik adalah merupakan tren non linier. Metode ini biasanya digunakan atau diterapkan untuk data historis.
4.      Metode Variasi Musim.
Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang musimnya.
5.      Metode Ekonometri.
Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independent yang relevan dan cukup signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut. Secara ekonomi dari model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent variabel terhadap dependen variabel. Bahkan juga ingin dilihat apakah antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya pengaruh terhadap dependen variabel. Juga ingin dilihat berapa tepat antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi.
Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Memang metode ekonometrik sering lebih kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend. Namun ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat prakiraan. Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang diambil. Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku hubungan antara variabel-variabel. Secara mencolok meramalkan dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada hubungan antar variabel-variabel ini secara umum.
Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.
1) Membangun suatu model teori.
2) Mengumpulkan data.
3) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi.
4) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil.

BAB III
PENUTUP
I.                   Kesimpulan.
Dari pembahasan mengenai mengukur dan meramal permintaan pasar di atas, maka dapat diambil  kesimpulan bahwasanya mengukur permintaan pasar adalah Volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
Ada titik awal untuk pengujian dalam rangka mengukur tingkat permintaan pasar yaitu
1.      Daftar atau media yang kita gunakan untuk mencapai pasar kita.
2.      Penawaran yang kita buat untuk pasar kita guna membuat mereka memberi komitmen terhadap pemasaran kia.
3.      Pendekatan kreatif yang kita lakukan ketika menyampaikan pesan kita.
Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Adapun prosedur yang dilaksanakan di dalam penyusunan peramalan permintaan pasar adalah ;
1.    analisis ekonomi.
2.    analisis industry.
3.    analisis penjualan masa lalu.
4.    analisis peramalan permintaan di mana berkaitan dengan perencanaan program pemasaran di masa yang akan datang.
5.    pengawasan hasil dari peramalan.
terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu:
1.    metode kualitatif >     ~ teknik survey.
~ teknik pengumpulan opini.
2.    metode kuantitatif >   ~ Metode Time Series.
~ Metode Tren Linear.
~ Metode Kuadratik.
~ Analisis Musiman.
~ Model Ekonometri.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Noor. 2002. Ekonomi Manajerial. Jilid 1. Malang.
Muslich. 2003. Ekonomi Manajerial: Alat Analisis Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Edisi ­_______kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
Lynne De Weaver, Direct Marketing
Jihadi, muhammad.studi kelayakan bisnis suatu pengantar.