Rabu, 25 Maret 2015

TQM lembaga ZIS



MAKALAH
TOTAL QUALITY MANAGEMENT LEMBAGA ZIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas:
                                    Mata Kuliah                : Manajemen ZIS
                                    Dosen Pengampu        : H. Ahmad Furqon, Lc. M.Ag

                                                                                                             
Disusun Oleh:
                                                Ainur Rohmah                        122411198
                                                Khoirun Ni’am            122411200
                                                Ria Ayu W.                 122411206
                                                Raindy Fibri C.           122411208
                                                Datin Umi Qulsum      122411212

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.                   PENDAHULUAN
      Manajemen kualitas total (Total Quality Management) adalah sebuah pendekatan yang terkenal terhadap filosofi pengendalian terdesentralisasi, upaya seluruh organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap aktivitas perusahaan lewat perkembangan yang berkelanjutan.
      Gerakan kualitas di Jepang muncul sebagian sebagai hasil dari pengaruh Amerika setelah perang dunia II. Ide W. Edward Dening, yang dikenal sebagai “Bapak Gerakan Kualitas”, awalnya di tertawakan oleh Amerika, namun Jepang memuji teori tersebut untuk membantu pembangunan kembali industri mereka agar menjadi kekuatan dunia.
      TQM menjadi menarik bagi para manajer AS pada tahun 1980-an karena TQM diimplementasikan dengan sukses oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang memperoleh pangsa pasar dan reputasi internasional atas kualitas tinggi. Sistem perusahaan Jepang didasarkan pada kerja para peneliti  dan konsultan AS seperti Deming, Juran, dan Feigenhaum . yang ide-idenya menarik para eksekutif AS setelah metode-metode tersebut di uji di luar negeri.
      Pada awalnya TQM memang hanya di gunakan oleh organisasi yang berorientasi pada keuntungan, namun seiring berjalannya waktu, organisasi yang memberikan pemberdayaan kepada masyarakat juga menggunakan sistem ini, seperti sekolah, perpustakaan, dan lembaga pengelola ZIS.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Total Quality Management
2.      Unsur-unsur dan teknik dalam Total Quality Management
3.      Penerapan Total Quality Management dalam lembaga ZIS

III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Total Quality Management
            Total Quality Management (manajemen kualitas total) merupakan komitmen seluruh organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap aktivitas lewat perkembangan yang berkelanjutan.[1] Total Quality Management juga dapat dikatakan sebagai sebuah konsep yang memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan untuk memberikan kualitas kepada pelanggan.[2] Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan Total Quality Management adalah  suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.[3]
            Filosofi Total Quality Management berfokus pada kerjasama tim yang meningkatkan kepuasan pelanggan dan menurunkan biaya. Organisasi-organisasi mengimplementasikan TQM dengan mendorong para manajer dan karyawan untuk melakukan kolaborasi lintas fungsi dan departemen, begitu pula dengan para pelanggan dan pemasok, guna mengidentifikasi area-area perkembangan, tidak peduli seberapa kecil. Setiap perkembangan kualitas adalah sebuah langkah menuju kesempurnaan, dan pencapaian tujuan akan tidak adanya kerusakan. Pengendalian kualitas menjadi bagian bisnis sehari-hari setiap karyawan, daripada ditugaskan untuk departemen-departemen khusus.
            Implementasi manajemen kualitas total yaitu dengan pengendalian umpan maju melibatkan para karyawan untuk memikirkan pencegahan dan bukan penemuan masalah-masalah, serta membei mereka tangung jawab dan kekuasaan untuk mengoreksi kesalahan, mengekpos masalah, dan menyumbangkan solusi. Pengendalian yang berkesinambungan melibatkan budaya organisasional dan komitmen  karyawan yang lebih menyukai kualitas total serta partisipasi karyawan. Pengendalian umpan balik meliputi target-target keterlibatan karyawan dan tidak adanya kerusakan.[4]
2.      Unsur-unsur dan teknik dalam Total Quality Management
            Terdapat empat unsur/elemen dalam manajemen kualitas total, yaitu:
a.       Keterlibatan karyawan, berarti TQM menuntut adanya partisipasi seluruh bagian perusahaan dalam kontrol kualitas.
b.      Fokus kepada pelanggan, peusahaan TQM mencari tahu apa yang diinginkan pelanggan dan mencoba memenuhi kebutuhan dan ekspetasi mereka.
c.       Penentuan acuan, merupakan proses dimana perusahaan mencari tahu  bagaimana pihak lain mampu melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang dilakukannya dan mencoba untuk meniru atau memperbaikinya.
d.      Perbaikan terus-menerus, merupakan penerapan perbaikan kecil namun meningkat di segala bidang dalam organisai yang dilakukan secara berkelanjutan.[5]

                        Dalam implementasi manajemen kualitas total terdapat beberapa teknik yang dilibatkan, antara lain:
a.       Lingkaran kualitas
Yaitu kelompok yang terdiri atas 6-12 karyawan yang bertemu secara rutin untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah yang mempengaruhi kualitas kerja mereka. Pada waktu yang telah ditentukan para anggota lingkaran kualitas  bertemu guna mengidentifikasi masalah dan berusaha menemukan solusi. Anggota lingkaran kualitas bebas mengumpulkan data dan melakukan survey. Alasan menggunakan lingkaran kualitas adalah untuk mendorong pembuatan keputusan pada satu tingkat organisasi yang rekomendasi-rekomendasi dapat dibuat oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan tersebutdan mengetahuinya dengan lebih baik daripada orang lain.
b.      Acuan / menentukan tolok ukur
Acuan didefinisikan sebagai proses pengukuran produk, layanan, dan praktik yang berlangsung terus menerus terhadap kompetitor-kompetitor paling tangguh atau perusahaan-perusahaan yang diakui sebagai sebagai pemimpin-pemimpin industri.
c.        Sigma enam (six sigma)
Merupakan standart kualitas yang sangat ambisius dalam tujuannya meminimalisir adanya kerusakan dan kesalahan, dimana dalam pendekatan ini pengendalian kualitas yang menitikberatkan pengejaran terus-menerus akan kualitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
d.      Waktu siklus yang dipersingkat
Dalam buku Quality Alone Is Not Enough, para penulis merujuk pada waktu siklus sebagai “penggerak kemajuan”. Penyederhanaan siklus-siklus kerja, termasuk menghilangkan hambatan-hambatan antara langkah-langkah kerja dan di antara departemen dan penghapusan langkah-langkah yang tidak berharga dalam proses tersebut, yang memungkinkan berhasilnya program TQM.
e.       Perbaikan berkelanjutan
      Merupakan implementasi perbaikan dan peningkatan kecil dalam jumlah besar di seluruh bidang dalam organisasi yang terjadi secara terus-menerus. Dalam program TQM yang berhasil, semua karyawan belajar bahwa mereka diharapkan untuk memberikan  konstribusi dengan memprakarsai perubahan-perubahan dalam aktivitas-aktivitas pekerjaan mereka sendiri. Filosofi yang mendasari adalah perbaikan sedikit demi sedikit yang dilakukan secara terus-menerus mempunyai kemungkinan keberhasilan yang paling tinggi.[6]
3.      Penerapan Total Quality Management dalam ZIS
            Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No.23 tahun 2011 pasal 7 ayat 2[7], maka di perlukan adanya organisasi pengelola zakat yang mempunyai manajemen profesional, salah satunya yaitu dengan penerapan manajemen kualitas total dalam pengelolaan zakat.
            Penerapan Total Quality Mangement dalam lembaga zakat tidak dimaksudkan untuk mengubah karakter amil dan organisasi pengelola zakat. OPZ akan tetap sebagai lembaga yang berorientasi pada pelayanan sosial. Dalam hal ini sistem manajemen kualitas total adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi pengelola zakat dalam hal kebijakan mutu dan sasaran mutu.
            Ada beberapa manfaat penerapan manajemen kualitas total yang berkaitan dengan UU RI No.23 Tahun 2011 pasal 2, antara lain:
1.      Pembinaan, pengembangan dan penyadaran kewajiban berzakat demi meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan masyarakat.
2.      Memberikan pelayanan yang terbaik bagi muzakki  dan mustahik.
3.      Membuat program pemberdayaan yang terencana dan berkesinambungan dalam meningkatkan taraf hidup mustahik dan muzakki.
4.      Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat yang akurat karena didukung oleh amil yang menjalankan amanah.
5.      Manajemen yang fokus terhadap pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai amil yang menjalankan amanah.
6.      Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh amil lembaga pengelola zakat.
            Penerapan sistem manajemen kualitas total dalam lembaga pengelola ZIS yaitu bertujuan agar pengelolaan zakat berjalan secara profesional, amanah dan transparan melalui proses dan hasil yang terukur.[8]
            Dalam penerepan manajemen kualitas total dalam penegelolaan zis, setidaknya lembaga pengelola zis mempunyai beberapa prinsip yang harus diterapkan sebagi pendukung keberhasilan pengelolaannya, yaitu:
1.      Kepuasan
      Kepuasan merupakan suatu kondisi dimana adanya kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diterima. Kepuasan dalam lembaga pengelolaan zis terkait kesesuaian antara misi utama zakat dengan praktik di LPZ. LPZ memiliki 3 unsur yang saling berkaitan, yaitu:
a.      Muzakki
Indikator kepuasan muzakki antara lain:
·         Mendapatkan informasi yang mudah dari LPZ
·         Dapat berkomunikasi secara mudah dengan LPZ
·         Mengetahui program LPZ
·         Mengetahui akses tempat LPZ
·         Memiliki kartu anggota wajib zakat
·         Menerima laporan kegiatan LPZ
·         Adanya database muzakki
b.      Pengelola (amil)
Kepuasan amil sebagai pegawai lembaga pengelola zakat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
·         Faktor hieginis sebagai faktor ekstrinsik merupakan tingkat paling rendah, seperti balas jasa gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi, kepastian pekerjaan, serta hubungan sosial.
·         Faktor motivasi yang terkait dengan psiologis yaitu faktor yang berhubungan dengan penghargaan pribadi karyawan, seperti pengakuan terhadap prestasi, penghargaan, kemajuan, potensi diri, dan penempatan kerja.
c.      Mustahik
Indikator keberdayaan/kepuasan mustahik adalah sebagai berikut:
·         Perubahan dari mustahik menjadi muzakki
·         Aanya perubahan ke arah yang lebih baik
·         Perasaan nyaman sehingga akidah kuat
·         Dapat keluar dari jeratan hutang
·         Tersedia bekal untuk melanjutkan perjalanan
·         Kemudahan untuk mengakses bantuan LPZ
·         Mendapatkan kemudahan dalam pelayanan
·         Keluar dari kesulitan.
2.      Daya tanggap LPZ
      Daya tanggap yang cepat/responsif merupakan keprofesionalan dalam manajemen. Lembaga pengelola zakat memberikan respon yang cepat dalam pelayanan kepada mitra baik muzakki maupun mustahik. Kecepatan respon yang diberikan akan memberikan kepuasan kepada mitra lembaga pengelola zakat.
3.      Manajemen berdasarkan fakta
      Manajemen berdasarkan fakta artinya manajemen LPZ memiliki data komprehensif yang diperoleh dari lapangan. Data tersebut selanjutnya di olah sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.      Perbaikan berkesinambungan
      Upaya perbaikan berkesinambungan dilakuan LPZ sebagai cara untuk meningkatkan performa lembaga. Hal utama dari perbaikan berkesinambungan yang menjadi fokus utama lembaga pengelola zakat adalah pendayagunaan dana zakat sehingga dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik.[9]
IV.             KESIMPULAN
             Dari pembahasan makalah ini mengenai total quality management dalam lembaga pengelola ZIS maka dapat kita simpulkan bahwa yang di maksud dengan TQM adalah sistem manajemen yang mengutamakan kualitas sebagai strategi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan, dengan melibatkan semua anggota organisasi.
             Menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management, unsur TQM ada 3, yaitu:
1.      Keterlibatan karyawan
2.      Fokus terhadap pelanggan
3.      Penentuan acuan
4.      Perbaikan terus-menerus
Ada beberapa manfaat penerapan TQM dalam lembaga zis, yaitu
a.    Pembinaan
b.    Memberikan pelayanan yang terbaik
c.    Membuat program pemberdayaan
d.   Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat yang akurat
e.    Manajemen yang fokus
f.     Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja.
            Selain itu, ada pula prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh LPZ dalam menerapkan manajemen kualitas total, yaitu:
a.       Kepuasan
b.      Daya tanggap LPZ
c.       Manajemen berdasarkan fakta
d.      Perbaikan berkesinambungan




DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L., Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006).
Daft, Richard L., Management (terj) buku 2, (Jakarta : Salemba Empat, 2006).
UU RI No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin (ketua umum BAZNAZ), M.sc, Republika, senin, 25 April _____2011.
Bariyah, Nurul Oneng N., kontekstualisasi TQM dalam lembaga pengelolaan zakat untuk _____pemberdayaan ekonomi masyarakat (prinsip dan praktik), Jakarta: Disertasi UIN _____Syarif hidayatullah, 2010.


[1] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm.543
[2] Richard L. Daft, Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006) Hlm. 77
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total
[4] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm.544
[5] Richard L. Daft, Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006) Hlm 77
[6] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm. 544-547
[7] UU RI No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
[8] Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin (ketua umum BAZNAZ), M.sc, Republika, senin, 25 April 2011
[9] Bariyah, Nurul Oneng N., kontekstualisasi TQM dalam lembaga pengelolaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat (prinsip dan praktik), Jakarta: Disertasi UIN Syarif hidayatullah, 2010 Hlm.239-242

Tidak ada komentar:

Posting Komentar