Rabu, 25 Maret 2015

TQM lembaga ZIS



MAKALAH
TOTAL QUALITY MANAGEMENT LEMBAGA ZIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas:
                                    Mata Kuliah                : Manajemen ZIS
                                    Dosen Pengampu        : H. Ahmad Furqon, Lc. M.Ag

                                                                                                             
Disusun Oleh:
                                                Ainur Rohmah                        122411198
                                                Khoirun Ni’am            122411200
                                                Ria Ayu W.                 122411206
                                                Raindy Fibri C.           122411208
                                                Datin Umi Qulsum      122411212

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.                   PENDAHULUAN
      Manajemen kualitas total (Total Quality Management) adalah sebuah pendekatan yang terkenal terhadap filosofi pengendalian terdesentralisasi, upaya seluruh organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap aktivitas perusahaan lewat perkembangan yang berkelanjutan.
      Gerakan kualitas di Jepang muncul sebagian sebagai hasil dari pengaruh Amerika setelah perang dunia II. Ide W. Edward Dening, yang dikenal sebagai “Bapak Gerakan Kualitas”, awalnya di tertawakan oleh Amerika, namun Jepang memuji teori tersebut untuk membantu pembangunan kembali industri mereka agar menjadi kekuatan dunia.
      TQM menjadi menarik bagi para manajer AS pada tahun 1980-an karena TQM diimplementasikan dengan sukses oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang memperoleh pangsa pasar dan reputasi internasional atas kualitas tinggi. Sistem perusahaan Jepang didasarkan pada kerja para peneliti  dan konsultan AS seperti Deming, Juran, dan Feigenhaum . yang ide-idenya menarik para eksekutif AS setelah metode-metode tersebut di uji di luar negeri.
      Pada awalnya TQM memang hanya di gunakan oleh organisasi yang berorientasi pada keuntungan, namun seiring berjalannya waktu, organisasi yang memberikan pemberdayaan kepada masyarakat juga menggunakan sistem ini, seperti sekolah, perpustakaan, dan lembaga pengelola ZIS.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Total Quality Management
2.      Unsur-unsur dan teknik dalam Total Quality Management
3.      Penerapan Total Quality Management dalam lembaga ZIS

III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Total Quality Management
            Total Quality Management (manajemen kualitas total) merupakan komitmen seluruh organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap aktivitas lewat perkembangan yang berkelanjutan.[1] Total Quality Management juga dapat dikatakan sebagai sebuah konsep yang memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan untuk memberikan kualitas kepada pelanggan.[2] Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan Total Quality Management adalah  suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.[3]
            Filosofi Total Quality Management berfokus pada kerjasama tim yang meningkatkan kepuasan pelanggan dan menurunkan biaya. Organisasi-organisasi mengimplementasikan TQM dengan mendorong para manajer dan karyawan untuk melakukan kolaborasi lintas fungsi dan departemen, begitu pula dengan para pelanggan dan pemasok, guna mengidentifikasi area-area perkembangan, tidak peduli seberapa kecil. Setiap perkembangan kualitas adalah sebuah langkah menuju kesempurnaan, dan pencapaian tujuan akan tidak adanya kerusakan. Pengendalian kualitas menjadi bagian bisnis sehari-hari setiap karyawan, daripada ditugaskan untuk departemen-departemen khusus.
            Implementasi manajemen kualitas total yaitu dengan pengendalian umpan maju melibatkan para karyawan untuk memikirkan pencegahan dan bukan penemuan masalah-masalah, serta membei mereka tangung jawab dan kekuasaan untuk mengoreksi kesalahan, mengekpos masalah, dan menyumbangkan solusi. Pengendalian yang berkesinambungan melibatkan budaya organisasional dan komitmen  karyawan yang lebih menyukai kualitas total serta partisipasi karyawan. Pengendalian umpan balik meliputi target-target keterlibatan karyawan dan tidak adanya kerusakan.[4]
2.      Unsur-unsur dan teknik dalam Total Quality Management
            Terdapat empat unsur/elemen dalam manajemen kualitas total, yaitu:
a.       Keterlibatan karyawan, berarti TQM menuntut adanya partisipasi seluruh bagian perusahaan dalam kontrol kualitas.
b.      Fokus kepada pelanggan, peusahaan TQM mencari tahu apa yang diinginkan pelanggan dan mencoba memenuhi kebutuhan dan ekspetasi mereka.
c.       Penentuan acuan, merupakan proses dimana perusahaan mencari tahu  bagaimana pihak lain mampu melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang dilakukannya dan mencoba untuk meniru atau memperbaikinya.
d.      Perbaikan terus-menerus, merupakan penerapan perbaikan kecil namun meningkat di segala bidang dalam organisai yang dilakukan secara berkelanjutan.[5]

                        Dalam implementasi manajemen kualitas total terdapat beberapa teknik yang dilibatkan, antara lain:
a.       Lingkaran kualitas
Yaitu kelompok yang terdiri atas 6-12 karyawan yang bertemu secara rutin untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah yang mempengaruhi kualitas kerja mereka. Pada waktu yang telah ditentukan para anggota lingkaran kualitas  bertemu guna mengidentifikasi masalah dan berusaha menemukan solusi. Anggota lingkaran kualitas bebas mengumpulkan data dan melakukan survey. Alasan menggunakan lingkaran kualitas adalah untuk mendorong pembuatan keputusan pada satu tingkat organisasi yang rekomendasi-rekomendasi dapat dibuat oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan tersebutdan mengetahuinya dengan lebih baik daripada orang lain.
b.      Acuan / menentukan tolok ukur
Acuan didefinisikan sebagai proses pengukuran produk, layanan, dan praktik yang berlangsung terus menerus terhadap kompetitor-kompetitor paling tangguh atau perusahaan-perusahaan yang diakui sebagai sebagai pemimpin-pemimpin industri.
c.        Sigma enam (six sigma)
Merupakan standart kualitas yang sangat ambisius dalam tujuannya meminimalisir adanya kerusakan dan kesalahan, dimana dalam pendekatan ini pengendalian kualitas yang menitikberatkan pengejaran terus-menerus akan kualitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
d.      Waktu siklus yang dipersingkat
Dalam buku Quality Alone Is Not Enough, para penulis merujuk pada waktu siklus sebagai “penggerak kemajuan”. Penyederhanaan siklus-siklus kerja, termasuk menghilangkan hambatan-hambatan antara langkah-langkah kerja dan di antara departemen dan penghapusan langkah-langkah yang tidak berharga dalam proses tersebut, yang memungkinkan berhasilnya program TQM.
e.       Perbaikan berkelanjutan
      Merupakan implementasi perbaikan dan peningkatan kecil dalam jumlah besar di seluruh bidang dalam organisasi yang terjadi secara terus-menerus. Dalam program TQM yang berhasil, semua karyawan belajar bahwa mereka diharapkan untuk memberikan  konstribusi dengan memprakarsai perubahan-perubahan dalam aktivitas-aktivitas pekerjaan mereka sendiri. Filosofi yang mendasari adalah perbaikan sedikit demi sedikit yang dilakukan secara terus-menerus mempunyai kemungkinan keberhasilan yang paling tinggi.[6]
3.      Penerapan Total Quality Management dalam ZIS
            Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No.23 tahun 2011 pasal 7 ayat 2[7], maka di perlukan adanya organisasi pengelola zakat yang mempunyai manajemen profesional, salah satunya yaitu dengan penerapan manajemen kualitas total dalam pengelolaan zakat.
            Penerapan Total Quality Mangement dalam lembaga zakat tidak dimaksudkan untuk mengubah karakter amil dan organisasi pengelola zakat. OPZ akan tetap sebagai lembaga yang berorientasi pada pelayanan sosial. Dalam hal ini sistem manajemen kualitas total adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi pengelola zakat dalam hal kebijakan mutu dan sasaran mutu.
            Ada beberapa manfaat penerapan manajemen kualitas total yang berkaitan dengan UU RI No.23 Tahun 2011 pasal 2, antara lain:
1.      Pembinaan, pengembangan dan penyadaran kewajiban berzakat demi meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan masyarakat.
2.      Memberikan pelayanan yang terbaik bagi muzakki  dan mustahik.
3.      Membuat program pemberdayaan yang terencana dan berkesinambungan dalam meningkatkan taraf hidup mustahik dan muzakki.
4.      Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat yang akurat karena didukung oleh amil yang menjalankan amanah.
5.      Manajemen yang fokus terhadap pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai amil yang menjalankan amanah.
6.      Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh amil lembaga pengelola zakat.
            Penerapan sistem manajemen kualitas total dalam lembaga pengelola ZIS yaitu bertujuan agar pengelolaan zakat berjalan secara profesional, amanah dan transparan melalui proses dan hasil yang terukur.[8]
            Dalam penerepan manajemen kualitas total dalam penegelolaan zis, setidaknya lembaga pengelola zis mempunyai beberapa prinsip yang harus diterapkan sebagi pendukung keberhasilan pengelolaannya, yaitu:
1.      Kepuasan
      Kepuasan merupakan suatu kondisi dimana adanya kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diterima. Kepuasan dalam lembaga pengelolaan zis terkait kesesuaian antara misi utama zakat dengan praktik di LPZ. LPZ memiliki 3 unsur yang saling berkaitan, yaitu:
a.      Muzakki
Indikator kepuasan muzakki antara lain:
·         Mendapatkan informasi yang mudah dari LPZ
·         Dapat berkomunikasi secara mudah dengan LPZ
·         Mengetahui program LPZ
·         Mengetahui akses tempat LPZ
·         Memiliki kartu anggota wajib zakat
·         Menerima laporan kegiatan LPZ
·         Adanya database muzakki
b.      Pengelola (amil)
Kepuasan amil sebagai pegawai lembaga pengelola zakat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
·         Faktor hieginis sebagai faktor ekstrinsik merupakan tingkat paling rendah, seperti balas jasa gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi, kepastian pekerjaan, serta hubungan sosial.
·         Faktor motivasi yang terkait dengan psiologis yaitu faktor yang berhubungan dengan penghargaan pribadi karyawan, seperti pengakuan terhadap prestasi, penghargaan, kemajuan, potensi diri, dan penempatan kerja.
c.      Mustahik
Indikator keberdayaan/kepuasan mustahik adalah sebagai berikut:
·         Perubahan dari mustahik menjadi muzakki
·         Aanya perubahan ke arah yang lebih baik
·         Perasaan nyaman sehingga akidah kuat
·         Dapat keluar dari jeratan hutang
·         Tersedia bekal untuk melanjutkan perjalanan
·         Kemudahan untuk mengakses bantuan LPZ
·         Mendapatkan kemudahan dalam pelayanan
·         Keluar dari kesulitan.
2.      Daya tanggap LPZ
      Daya tanggap yang cepat/responsif merupakan keprofesionalan dalam manajemen. Lembaga pengelola zakat memberikan respon yang cepat dalam pelayanan kepada mitra baik muzakki maupun mustahik. Kecepatan respon yang diberikan akan memberikan kepuasan kepada mitra lembaga pengelola zakat.
3.      Manajemen berdasarkan fakta
      Manajemen berdasarkan fakta artinya manajemen LPZ memiliki data komprehensif yang diperoleh dari lapangan. Data tersebut selanjutnya di olah sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.      Perbaikan berkesinambungan
      Upaya perbaikan berkesinambungan dilakuan LPZ sebagai cara untuk meningkatkan performa lembaga. Hal utama dari perbaikan berkesinambungan yang menjadi fokus utama lembaga pengelola zakat adalah pendayagunaan dana zakat sehingga dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik.[9]
IV.             KESIMPULAN
             Dari pembahasan makalah ini mengenai total quality management dalam lembaga pengelola ZIS maka dapat kita simpulkan bahwa yang di maksud dengan TQM adalah sistem manajemen yang mengutamakan kualitas sebagai strategi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan, dengan melibatkan semua anggota organisasi.
             Menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management, unsur TQM ada 3, yaitu:
1.      Keterlibatan karyawan
2.      Fokus terhadap pelanggan
3.      Penentuan acuan
4.      Perbaikan terus-menerus
Ada beberapa manfaat penerapan TQM dalam lembaga zis, yaitu
a.    Pembinaan
b.    Memberikan pelayanan yang terbaik
c.    Membuat program pemberdayaan
d.   Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat yang akurat
e.    Manajemen yang fokus
f.     Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja.
            Selain itu, ada pula prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh LPZ dalam menerapkan manajemen kualitas total, yaitu:
a.       Kepuasan
b.      Daya tanggap LPZ
c.       Manajemen berdasarkan fakta
d.      Perbaikan berkesinambungan




DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L., Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006).
Daft, Richard L., Management (terj) buku 2, (Jakarta : Salemba Empat, 2006).
UU RI No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin (ketua umum BAZNAZ), M.sc, Republika, senin, 25 April _____2011.
Bariyah, Nurul Oneng N., kontekstualisasi TQM dalam lembaga pengelolaan zakat untuk _____pemberdayaan ekonomi masyarakat (prinsip dan praktik), Jakarta: Disertasi UIN _____Syarif hidayatullah, 2010.


[1] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm.543
[2] Richard L. Daft, Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006) Hlm. 77
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total
[4] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm.544
[5] Richard L. Daft, Management (terj) buku 1, (Jakarta : Salemba Empat, 2006) Hlm 77
[6] Richard L. Daft, Management (terj) buku 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm. 544-547
[7] UU RI No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
[8] Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin (ketua umum BAZNAZ), M.sc, Republika, senin, 25 April 2011
[9] Bariyah, Nurul Oneng N., kontekstualisasi TQM dalam lembaga pengelolaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat (prinsip dan praktik), Jakarta: Disertasi UIN Syarif hidayatullah, 2010 Hlm.239-242

Minggu, 22 Maret 2015

makalah konsep Al-Qur'an tentang Tuhan

ni'am khoiru : makalah SKB "aspek resiko dalm bisnis" UIN Walisongo



ASPEK RISIKO DALAM BISNIS

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
                                    Mata Kuliah                : Studi Kelayakan Bisnis
                                    Dosen Pengampu        : Bpk. Hasyim Syarbani

Oleh :
                                    Zoana Irmanis As’at               122411193
                                    Fauziyah                                  122411199
                                    Khoirun Ni’am                        122411200
                                    M. Afif Arfianto                     122411202

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Bisnis merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya bisnis maka akan terbuka lowongan pekerjaan dan keinginan serta kebutuhan konsumen dapat terpenuhi melalui produknya. Terlepas dari nilai positif  bisnis, tentu ada pula nilai negatif yang dapat timbul dalam bisnis, yakni risiko bisnis.
            Dalam dunia usaha/bisnis tidak ada yang bebas dari risiko, yang perlu dilakukan oleh pelaku bisnis adalah tindakan antisipasi agar risiko dapat di minimalkan dan tidak menimbulkan hal-hal yang diluar dugaan.
            Risiko dalam bisnis merupakan hal yang wajar dijumpai, hal ini karena adanya berbagai macam faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenis risikonyapun bermacam-macam. Maka dari itu seorang pelaku bisnis haruslah cermat dalam melihat serta mengatasi segala kemungkinan yang akan terjadi dalam usahanya, sehingga risiko dapat diminimalkan dan kehidupan perusahaan dapat maksimalkan dengan baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian risiko
2.      Klasifikasi risiko
3.      Jenis-jenis risiko dalam usaha
4.      Faktor penyebab timbulnya risiko
5.      Cara mengidentifikasi risiko bisnis
6.      Cara mencegah/meminimalkan risiko
II.                PEMBAHASAN
1.      Pengertian Risiko
            Risiko berasal dari bahasa inggris (Risk) yang berarti kegagalan, hambatan, kendala.[1] Secara umum risiko adalah keadaan yang bisa bersifat ketidakpastian dan bisa juga bersifat kepastian yang dapat dikalkulasi secara kuantitatif. Kuncinya adalah seberapa sempurna seorang mendapatkan informasi. Semakin banyak informasi yang di dapat maka akan semakin akurat perhitungan besar kecilnya risiko yang di hadapi.[2]
            Risiko dapat disebut pula sebagai peluang terjadinya hasil yang negatif.[3] Badan sertifikat manajemen risiko (2005 :A.4) mengartikan risiko sebagai “change of outcome”, maksudnya adalah suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan karugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya.[4]  Kejadian risiko dalam dunia usaha merupakan kejadian yang memunculkan peluang kerugian atau peluang terjadinya hal yang tidak diinginkan yang dapat berakibat secara langsung maupun tidak langsung.[5]
            Risiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal di masa depan atau kelemahan seseorang / perusahaan dalam memprediksi masa depan perusahaannya.
           
2.      Klasifikasi Risiko
            Secara umum, risiko dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1)      Risiko murni
Risiko murni adalah risiko yang mengakibatkan kemungkinan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan keuntungan. Resiko tersebut dapat di cegah.
Misalnya : mesin rusak, padamnya listrik, kebakaran gedung, dll.
2)      Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang mengakibatkan dua kemungkinan hasil, antara kerugian dan keuntungan.
Misalnya : Mempunyai barang yang di beli dengan nilai dollar akan tetapi di jual dengan nilai rupiah. Jika nilai rupiah menguat maka akan untung dan sebaliknya akan rugi jika nilai rupiah melemah.
3)      Resiko fundamental
Risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan pada seseorang, dan yang menderita tidak hanya satu orang akan tetapi banyak orang. Misalnya bencana alam.

4)      Risiko khusus
Risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya. Misal : pesawat jatuh, kapal tengelam, dll.
5)      Risiko dinamis
Risiko yang timbul akibat perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

                        Berdasarkan jenis dampaknya, maka risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Risiko sistematik
Yakni risiko yang mempunyai dampak lebih kompleks dari  risiko murni dan risiko spekulatif karena akan berdampak pada bagian-bagian lain. Misalnya : penurunan penjualan akan berdampak pada kerugian, jika hal tersebut terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama, maka akan dapat mempengaruhi aspek yang lain, yakni aspek keuangan, aspek produksi, aspek SDM, dll.
2)      Risiko spesifik
Yakni risiko yang mempunyai dampak spesifik dan tidak dapat di hindari, namun dapat di minimalkan. Misalnya : berjualan es pada musim hujan maka akan berbeda jumlah penjualannya dengan musim kemarau.

                        Dari segi sumber/penyebab, risiko dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen, dll.
2.      Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan. Seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

3.      Jenis-jenis risiko dalam usaha
            Dalam menjalankan usaha di era yang modern ini memang banyak ketidakpastian yang harus di hadapi. Selain itu, ketatnya persaingan dalam dunia usaha mengharuskan pengusaha cermat dalam melihat peluang. Dengan keadaan yang demikian tentu dalam berwirausaha tidak lepas dari risiko. Untuk itu, salah satu cara yang efektif dan efisien dalam menghadapi risiko adalah dengan mengenali jenis-jenis risiko itu sendiri.
            Jenis-jenis risiko yang dalam dunia usaha atau bisnis adalah sebagai berikut:
a)      Risiko perusahaan
Risiko yang terjadi pada suatu usaha yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan atau nilai perusahaan.
b)      Risiko keuangan
Risiko yang terjadi dan berdampak pada kerugian dalam aspek keuangan perusahaan.
c)      Risiko likuditas (ketersediaan uang tunai)
Terjadi ketika adanya masalah macetnya tagihan dari pelanggan, sehinnga menyebabkan permasalahan dalam ketersediaan uang tunai dalam perusahaan dan dapat menghambat dalam belanja bahan baku, gaji karyawan, operasional, dll. Risiko ini harus dihindari demi kelangsungan kehidupan perusahaan.
d)     Resiko permodalan
Risiko yang terjadi akibat kerugian penjualan, likuiditas, yang menjadikan modal usaha menjadi berkurang secara signifikan.
e)      Risiko pasar
Risiko yang terjadi akibat persaingan usaha, gaya hidup pelanggan, dan adanya pesaing baru yang lebih besar dan mampu menguasai pasar. Dampak mengurangi jumlah penjualan sekaligus mengurangi omset.
f)       Risiko operasional
Risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diinginkan, karena tidak sempurnanya penerapan keputusan, perubahan sistem, SDM, teknologi,  produktivitas, inivasi, proses, dan mutu produk.[6]
g)      Perubahan harga bahan baku
Disamping semakin sedikitnya bahan baku, kenaikan harga bahan baku juga menjadi salah satu jenis resiko yang cukup mempengaruhi terhadapa kinerja suatu perusahaan.
h)      Ketergantungan pada supplier
Jika suatu perusahaan hanya tergantung pada satu supplier maka itu sangatlah riskan dalam operasional perusahaan, karena jika supplier tersebut kehabisan stock bahan baku yang kita butuhkan atau mungkin supplier tersebut sewenang-wenang terhadap perusahaan tersebut maka akan menghambat berjalannya proses produksi dalam perusahaan.[7]
4.      Faktor penyebab timbulnya risiko.
1)      Adanya perubahan:
a.       Lingkungan dan global
b.      Soaial dan ekonomi
c.       Persaingan
d.      Gaya hidup
e.       Tren pasar
f.       Teknologi
g.      Budaya
h.      Peraturan pemerintah, dll.
2)      Kesalahan strategi dan perencanaan
3)      Keputusan yang tidak tepat menimbulkan kejadian diluar rencana
4)      Persiapan yang kurang matang
5)      Kelengahan pribadi
5.      Cara mengidentifikasi risiko
            Mengidentifikasi risiko merupakan hal penting yang harus diidentifikasi oleh seorang wirausahawan agar dapat meminimalkan risiko yang terjadi. Adapun cara-cara mengidentifikasi risiko adalah sebagai berikut:
1)      Metode analisa dari pengalaman dan sejarah
Dapat menggunakan informasi dan data yang ada. Misalnya :
a.       Informasi mengenai keluhan pelanggan
b.      Informasi mengenai kecacatan produk
c.       Informasi mengenai track record SDM (rekam jejak karyawan)
d.      Informasi mengenai data piutang pelanggan
e.       Pertumbuhan penjualan, dll.
2)      Metode pengamatan dan survei
Dengan pengamatan dan survei maka akan di dapat informasi penting yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha. Misalnya :
a.       Pengamatan dan survei untuk tingkat kebutuhan pasar
b.      Pengamatan dan survei tentang ketidakpuasan pelanggan
c.       Pengamatan dan survei untuk menemukan produk baru (inovasi) atau mengembangkan produk yang sudah ada.
d.      Pengamatan dan survei gaya hidup pelanggan
3)      Metode acuan
Metode ini sering digunakan dalam menemukan kelemahan, peluang, hambatan, kekuatan, ancaman. Sehingga seorang pengusaha dapat mengetahui apakah produknya sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak.
4)      Metode dari pakar / pendapat ahli
Yaitu dengan berkonsultasi dengan para ahli dalam bidangnya, dan meminta pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
6.      Cara mencegah/meminimalkan risiko
            Dalam dunia bisnis tidaklah lepas dari risiko, mengatasi dan meminimalkan risiko adalah salah satu faktor kesuksesan bagi para wirausaha. Cara memperkecil/mencegah serta mengatasi resiko adalah :
1)      gunakan pengetahuan atau informasi untuk mengetahui secara dini risiko yang akan terjadi.
2)      Pengalaman adalah guru terbaik dalam memperkecil resiko.
3)      Berfikir kreatif, inovatif, dan yakin bahwa segala sesuatu ada penyelesaian
4)      Asuransikan sesuatu yang perlu untuk diasuransi
5)      Keahlian menganalisa, menelaah, menilai, menguraikan sebab aibat, dan keyakinan dalam mengambil resiko.
6)      Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko besar menjadi sesuatu yang tidak berisiko atau berisiko kecil.
7)       Proaktif dan antisipatif adalah kunci penting dalam mengelola risiko.






III.             PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Dari pembahasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa risiko adalah keadaan yang bisa bersifat ketidakpastian dan bisa juga bersifat kepastian yang dapat dikalkulasi secara kuantitatif dan bersifat negatif.
            Secara umum, risiko dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
a.       Risiko murni
b.      Risiko spekulatif
c.       Resiko fundamentl
d.      Risiko khusus
e.       Risiko dinamis.
                        Berdasarkan jenis dampaknya, maka risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Risiko sistematik
2.      Risiko spesifik
            Dari segi sumber/penyebab, risiko dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a)        risiko intern
b)        Risiko ekstern
            Jenis-jenis risiko yang dalam dunia usaha atau bisnis adalah sebagai berikut:
a.       Risiko perusahaan
b.      Risiko keuangan
c.       Risiko likuditas (ketersediaan uang tunai)
d.      Resiko permodalan
e.       Risiko pasar
f.       Risiko operasional
g.      Perubahan harga bahan baku
h.      Ketergantungan pada supplier
Adapun faktor yang menyebabkan timbulnya risiko adalah :
1.      Adanya perubahan:
a.       Lingkungan dan global
b.      Soaial dan ekonomi
c.       Persaingan
d.      Gaya hidup
e.       Tren pasar
f.       Teknologi
g.      Budaya
h.      Peraturan pemerintah, dll.
2.      Kesalahan strategi dan perencanaan
3.      Keputusan yang tidak tepat menimbulkan kejadian diluar rencana
4.      Persiapan yang kurang matang
5.      Kelengahan pribadi
           
            Mengidentifikasi risiko merupakan hal penting yang harus diidentifikasi oleh seorang wirausahawan agar dapat meminimalkan risiko yang terjadi. Adapun cara-cara mengidentifikasi risiko adalah sebagai berikut:
1.      Metode analisa dari pengalaman dan sejarah
Dapat menggunakan informasi dan data yang ada. Misalnya :
a.       Informasi mengenai keluhan pelanggan
b.      Informasi mengenai kecacatan produk
c.       Informasi mengenai track record SDM (rekam jejak karyawan)
d.      Informasi mengenai data piutang pelanggan
e.       Pertumbuhan penjualan, dll.
2.      Metode pengamatan dan survei
Dengan pengamatan dan survei maka akan di dapat informasi penting yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha. Misalnya :
a)      Pengamatan dan survei untuk tingkat kebutuhan pasar
b)      Pengamatan dan survei tentang ketidakpuasan pelanggan
c)      Pengamatan dan survei untuk menemukan produk baru (inovasi) atau mengembangkan produk yang sudah ada.
d)     Pengamatan dan survei gaya hidup pelanggan
3.      Metode acuan
4.      Metode dari pakar / pendapat ahli

            Dalam dunia bisnis tidaklah lepas dari risiko, mengatasi dan meminimalkan risiko adalah salah satu faktor kesuksesan bagi para wirausaha. Cara memperkecil/mencegah serta mengatasi resiko adalah :
1.      gunakan pengetahuan atau informasi untuk mengetahui secara dini risiko yang akan terjadi.
2.      Pengalaman adalah guru terbaik dalam memperkecil resiko.
3.      Berfikir kreatif, inovatif, dan yakin bahwa segala sesuatu ada penyelesaian
4.      Asuransikan sesuatu yang perlu untuk diasuransi
5.      Keahlian menganalisa, menelaah, menilai, menguraikan sebab aibat, dan keyakinan dalam mengambil resiko.
6.      Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko besar menjadi sesuatu yang tidak berisiko atau berisiko kecil.
7.       Proaktif dan antisipatif adalah kunci penting dalam mengelola risiko.

B.     KRITIK DAN SARAN
            Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dalam penulisan, penguraian, maupun yang lainnya. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka atas kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan penyusunan berikutnya.


           













DAFTAR PUSTAKA
Hendro, Dasar-dasar KEWIRAUSAAN panduan bagi mahasiswa untuk mengenal,            memahami, dan memasuki dunia bisnis, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2011.
Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko, Jakarta : PT. Grasindo, 2007.
Suwinto Johan, STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS, Yogyakarta : Graha Ilmu,      2011.
Kamus inggris-indonesia.
Sugiarto, ferry N. I droes, manajemen resiko perbankan dalam konteks kesepakatan basel             dan peraturan bank indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006.


[1] Kamus Inggris-Indonesia
[2] Hendro, Dasar-dasar KEWIRAUSAAN panduan bagi mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan memasuki _____dunia bisnis, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2011, h. 258
[3] Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko, Jakarta : PT. Grasindo, 2007, h. 1
[4] ferry N. I droes Sugiarto, manajemen resiko perbankan dalam konteks kesepakatan basel dan peraturan bank indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006, h. 7
[5] Fahmi, Manajemen..., h.1
[6] Hendro, Dasar..., h.261-262
[7] Suwinto Johan, STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011, h. 146-150